Salah satu hal paling menakutkan yang harus dilakukan dalam hidup adalah menetap. Bukan menetap tempat tinggal, tapi menetap dalam hubungan.
Apa bedanya?
Masyarakat memiliki sejumlah aturan tidak tertulis dan harapan tidak adil pada orang-orang untuk menetap dalam suatu hubungan. Ini bukanlah hal yang tidak biasa bagi orang di sekitarmu untuk “menakut-nakuti” dirimu agar mempercayai bahwa jika kamu tidak terikat oleh umur tertentu, ada sesuatu yang salah dengan kamu. Sayangnya, hal itu biasanya cukup mendorong orang ke dalam hubungan yang kurang sempurna karena mereka menerima retorika yang menyatakan kalau tidak kamu akan selamanya sendirian dan sendirian itu buruk.
Jika kamu mencurigai, atau bahkan tahu, bahwa ini adalah dirimu, lihatlah 6 tanda-tanda berikut bila kamu memilih untuk menetap dalam hubunganmu, dan mengapa masing-masing penting bagi kamu untuk mengenali dan menyadari, demi kebaikan bagi dirimu dan pasanganmu.
1. “Aku mungkin bisa berbuat lebih baik, tapi aku tidak mau mengambil risiko untuk jadi sendiri.”
Sering kali, 2 orang bersama setelah menunjukkan beberapa tingkat ketertarikan satu sama lain – bagi beberapa orang, ini bisa berarti mereka akhirnya berada dalam suatu hubungan bertentangan dengan perasaan mereka pada akhirnya menemukan seorang yang tepat untuk mereka. Dengan kata lain, mereka bahagia dengan anggapan memiliki pasangan daripada dengan pasangan itu sendiri.
Oleh karena itu, setelah euforia awal redup dan hubungan berjalan dengan “cukup baik saja”, mereka tidak dapat berbuat apa-apa namun hanya bertanya-tanya apa ada seseorang di luar sana yang lebih cocok untuk mereka, tetapi mereka tidak mau menanggung risiko meninggalkan hubungan mereka saat ini bila nanti mereka berakhir menjadi sendiri.
Setelah semua itu, memiliki seseorang mengalahkan tidak memiliki siapapun ‘kan? Tidak.
2. “Kita tidak berbicara tentang hal-hal yang mendalam.”
Wajar berbicara mengenai pekerjaan atau sekolah, gosip, bahkan cuaca. Namun, bukan hal yang wajar bila itu mewakili semua yang kalian berdua obrolkan. Jika 2 orang dalam sebuah hubungan tidak dapat berbagi ketakutan terdalam dan keinginan mereka satu sama lain, bagaimana kamu bisa mengharapkan untuk menghadapi dinamika hidup bersama-sama? Tidak berbicara tentang hal-hal yang mendalam membuat kamu tidak berbeda dari teman-temannya yang lain.
3. “Kerutinan menciptakan hubungan kita.”
Pasti ada kebahagiaan yang dapat ditemukan dalam hal sehari-hari. Tapi jika kamu lebih merasakan kebosanan daripada kebahagiaan, maka ada kemungkinan hubungan kamu telah menjadi terlalu rutin. Kamu bisa terikat pada kegiatan yang sama, yang dapat mulai membuat perasaan seperti tugas atau kewajiban bukan sesuatu yang kamu harapkan. Tak satu pun dari kalian memiliki banyak insentif untuk membumbui atau mewarnai hal-hal dengan menyarankan kegiatan baru satu sama lain.
4. “Aku terkadang iri dengan teman-temanku yang lajang.”
Sementara menjadi lajang memiliki berbagai keistimewaan yang mana banyak orang meratapinya kehilangan dari waktu ke waktu, itu berarti hal yang lain sama sekali bila kamu sering iri pada gaya hidup teman-teman lajangmu. Ini mungkin bisa jadi kamu tidak melihat hubunganmu saat ini menjadi cukup berharga untuk menjamin pengorbanan atas kelajanganmu.
5. “Segala sesuatu akan lebih baik…pada akhirnya.”
Kamu merasa hubunganmu sehari-hari datar, tetapi menganggap segala sesuatu akan menjadi lebih baik (yaitu kamu akan lebih semangat, ikatan lebih dekat dan sebagainya) setelah kamu bertunangan atau menikah atau menjadi orang tua atau ketika kalian berdua berlibur bersama…
Pada dasarnya, kamu percaya (atau berharap) sesuatu akan menjadi lebih baik entah bagaimana, suatu hari nanti. Tapi kapan?
6. “Aku harus berubah untuknya agar dia menerimaku.”
Sebuah hubungan dimaksudkan untuk 2 orang mendukung satu sama lain untuk mencapai apa yang mereka inginkan dalam hidup bersama semacam tim pelawan dunia. Jika kamu menemukan dirimu perlu untuk mengubah diri sendiri, apakah dalam hal tujuan kamu, nilai-nilai atau mimpi-mimpi, agar pasangan kamu dapat menerimamu, kamu sangat merugikan dirimu sendiri. Tidak ada hubungan sehat yang dapat dibangun pada pengorbanan pribadi yang terlalu banyak, terutama ketika pengorbanan tersebut hadir dengan mengorbankan identitas diri kamu.
Jika tanda-tanda di atas berbicara kepadamu, kami tidak bermaksud kamu harus berjalan jauh dari hubunganmu dengan segera. Apa yang perlu kamu lakukan langsung adalah memeriksa kembali apa yang kamu inginkan dari hubunganmu dan kehidupan dirimu sendiri.
Lakukan obrolan yang jujur dengan diri sendiri dan kemudian, kapan kamu anggap cocok, dengan pasanganmu. Lakukan ini secepat mungkin kamu bisa lakukan, atau kamu lebih suka mengambil risiko seumur hidup bertanya-tanya, “Bagaimana jika”?